Assalamu'alaikum 😊
Teman-teman, apa, sih sebenernya amanah itu? Secara etimologis Bahasa Arab, (amina atau amanatan) yang berarti jujur atau dapat di percaya. Secara bahasa Indonesia, amanah berarti pesan, perintah, keterangan, atau wejangan. Sedangkan menurut Ahmad Musthafa Al-Maraghi, amanah adalah sesuatu yang harus dipelihara dan dijaga agar sampai kepada yang berhak memilikinya.
Udah tahu kan, apa itu amanah? 😁
Nah, amanah itu juga ada dalilnya lhoo... Apa aja, sih!?
Contohnya yang di bawah ini nih...
Dalil Naqli :
·
Q.S. An-Nisa' (4) : 58
۞ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا
الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ
تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ
كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat".
· Q.S. Al-Baqarah (2) : 286
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ
وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ
أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى
الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا
بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا
فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
"Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat
pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami
apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan
rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum
yang kafir".
Ahmad Musthafa Al-Maraghi membagi amanah kepada
3 macam, yakni :
1.
Amanah manusia terhadap Tuhan,
yaitu semua ketentuan Tuhan yang harus dipelihara berupa
melaksanakan semua perintah Tuhan dan meninggalkan semua laranganNya. Termasuk
di dalamnya menggunakan semua potensi dan anggota tubuh untuk hal-hal yang
bermanfaat serta mengakui bahwa semua itu berasal dari Tuhan. Sesungguhnya
seluruh maksiat adalah perbuatan khianat kepada Allah Azza wa Jalla.
2.
Amanah manusia kepada orang lain,
diantaranya mengembalikan titipan kepada yang mempunyainya, tidak
menipu dan berlaku curang, menjaga rahasia dan semisalnya yang merupakan
kewajiban terhadap keluarga, kerabat dan manusia secara keseluruhan. Termasuk
pada jenis amanah ini adalah pemimpin berlaku adil terhadap masyarakatnya,
ulama berlaku adil terhadap orang-orang awam dengan memberi petunjuk kepada
mereka untuk memiliki i’tikad yang benar, memberi motivasi untuk beramal yang
memberi manfaat kepada mereka di dunia dan akhirat, memberikan pendidikan yang
baik, menyuruh berusaha yang halal serta memberikan nasihat-nasihat yang dapat
memperkokoh keimanan agar terhindar dari segala kejelekan dan dosa serta
mencintai kebenaran dan kebaikan. Amanah dalam katagori ini juga adalah seorang
suami berlaku adil terhadap istrinya berupa salah satu pihak pasangan
suami-istri tidak menyebarkan rahasia pasangannya, terutama rahasia yang
bersifat khusus yaitu hubungan suami istri.
3.
Amanah manusia terhadap dirinya sendiri,
yaitu berbuat sesuatu yang terbaik dan bermanfaat bagi dirinya
baik dalam urusan agama maupun dunia, tidak pernah melakukan yang membahayakan
dirinya di dunia dan akhirat.
Lalu, bagaimana cara menjaga amanah? Simak kisah Rasulullah SAW berikut, yuk! 😊
Ketika Perang Khaibar, Rasul SAW dan pasukan Muslimin dalam keadaan sangat sulit. Sedemikian sulitnya, mereka terpaksa harus memakan daging dari hewan yang ‘makruh’. Demikianlah keadaan pasukan Muslimin pada waktu itu. Tatkala itu, seorang laki-laki datang menghadap Rasul Saw. Ia berkata, “Wahai Rasulullah! Aku adalah seorang Yahudi dan menggembala adalah pekerjaanku. Aku sedang membawa domba-domba orang Yahudi yang ingin aku kembalikan lagi kepada pemiliknya. Sekarang, aku ingin engkau menjelaskan kepadaku tentang hakikat Islam. Sehingga aku bisa bangga menjadi seorang Muslim.” Rasulullah Saw memandangnya dengan penuh welas dan asih. Lalu, beliau mengajarkan tentang Islam hingga dua kalimat syahadat kepadanya. Setelah memeluk agama Islam, laki-laki tersebut pergi dan tak lama kemudian kembali lagi ke sisi Rasulullah dengan domba-domba yang banyak. “Wahai Rasulullah! Ini adalah domba-domba orang-orang Yahudi yang sekarang sedang berperang denganmu. Sekarang engkau dan pasukan Muslimin sedang kesulitan. Menurutku, ambillah domba-domba ini sebagai harta rampasan perang, sehingga kesulitan ini dapat teratasi.” jelasnya. Rasul Saw menatapnya dan bersabda, “Wahai Fulan! Khianat dalam amanah merupakan sebuah dosa besar dalam agama Islam. Sekarang kamu adalah seorang Muslim maka kamu harus menjalankan ajaran Islam dan menjaga amanah adalah sesuatu yang wajib. Maka pergilah engkau ke Benteng Khaibar dan kembalikanlah domba-domba ini kepada pemiliknya!”
.
Teman-teman, suatu hari, Imam Al-Ghazali bertanya
kepada muridnya, tentang apa yang paling dekat, paling jauh, dan paling berat
di dunia? Imam Al-Ghazali menegaskan, perkara yang paling berat di dunia adalah
memegang amanah. Sebab, mengemban suatu amanah berarti kita diberi suatu
kepercayaan dan pihak yang memberikan kepercayaan yakin sesuatu yang
diamanahkan kepada kita dapat terpelihara dengan baik.
Meskipun
demikian, sulitnya memegang amanah bukan berarti kita harus menghindarinya.
Mengemban suatu amanah banyak manfaatnya, loh! Ini diantaranya!
- Dipercaya orang lain. Kepercayaan dari orang lain merupakan modal yang sangat berharga, loh dalam menjalin hubungan sesama manusia/
- Memperoleh simpati dari orang lain.
- Memperoleh kesuksesan hidup dan diberi kemudahan oleh Allah SWT.
- Menunaikan amanah berarti melaksanakan perintah Allah SWT. Wah... pahalanya jadi berlipat ganda, kan?
- Menjalankan amanah juga sebagai ukuran kedekatan hambanya dengan Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar